Kamis, 21 Februari 2013

Pengantar Tentang Disiplin Rohani

          Setengah bercanda seseorang mengatakan, "Tolong, beritahu saya bagaimana saya menjadi baik. Saya tahu betapa buruknya saya." Sentimen seperti itu menangkap maksud penulisan ini dan menjadi tujuan dari disiplin rohani.
          Sayangnya, banyak orang yang benar-benar ingin menjadi baik - akhirnya kembali hidup menurut kebiasaan lama. Sebagai contoh, berbagai survei menunjukan bahwa bagi setiap sepuluh orang di gereja:
  • Sembilan orang akan mendapati setidaknya salah satu anaknya meninggalkan gereja.
  • Delapan orang mendapati tidak puas dengan pekerjaan.
  • Enam orang hanya membayar angsuran bulanan minimum untuk hutang mereka.
  • Lima orang bermasalah berat dengan pornografi.
  • Empat orang akan bercerai (Mempengaruhi satu juta anak tiap tahunnya).
  • Hanya satu yang memiliki pengetahuan alkitabiah.
  • Kesepuluh orang itu sulit menyeimbangkan antara pekerjaan dengan keluarga
 Apakah yang Disebut dengan Disiplin Rohani dan yang Bukan
          Disiplin rohani adalah kebiasaan sehari-hari yang perlu dilakukan setiap orang jika mereka ingin hidup lebih dekat kepada Tuhan. Disiplin rohani dapat membantu kita memutus siklus atau melepaskan suatu kebiasaan. Disiplin adalah kebiasaan rohani yang kita lakukan untuk memelihara hubungan lebih intim dengan Tuhan, Khalik langit dan bumi. Kita melakukan disiplin-disiplin itu karena kita ingin menyenangkan Tuhan, menjalani kehidupan yang tenang dan damai, menjadi suami yang saleh, mendidik anak-anak untuk takut akan Tuhan, dan karena kita ingin menjadi abdi Tuhan.
          Seorang atlit yang mengangkat barbel sebagai bagian dari latihannya barangkali bukan melakukan itu karena ia suka mengangkat besi. Barangkali ia ingin meningkatkan kekuatan dan ketahanannya (dan mungkin penampilannya). Begitu juga dengan disiplin, itu bukan tujuan - itu adalah sarana untuk mencapai tujuan.
          Kepada orang yang berkata,"Beritahu saya supaya bagaimana saya meenjadi baik" itu, saya mempunyai jawaban yang sederhana tetapi bijaksana: Tidak satupun yang anda lakukan akan cukup untukmembuat anda baik sehingga Tuhan mengasihi anda. Tetapi Ia mengasihi anda karena Ia yang menciptakan anda, dan karena Kristus mati atas dosa-dosa anda.
          Karena itu, disiplin rohani tidak dapat memperbaiki rekor anda dihadapan Tuhan. Kita tidak melakukan disiplin-disiplin itu untuk membahagaiakan Tuhan (atau menghindari murka-Nya), atau untuk mendapatkan kebaikan atau balas jasa dari Tuhan. Semua kebaikan yang kita butuhkan, sudah kita miliki didalam Kristus. Kita menaruh kepercayaan kita kepada Tuhan - bukan pada disiplin-disiplin.
          Walaupun demikian, disiplin menunjukan kepada Tuhan betapa seriusnya kita mengikuti Dia, dan itu juga membantu kita melihat betapa seriusnya diri kita. Dari kesemuanya itu, Disiplin rohani adalah sarana bagi kita untuk tumbuh dalam hubungan dengan Yesus. Tuhan selalu mengatakan, jika kita tidak mendengar Dia, itu bukan karena Dia tiba-tiba diam. Mungkin sekali karena kita tidak mendengarkan - atau barangkali tidak tahu bagaimana harus mendengarkan.

Empat Cara Tuhan Berkomunikasi
          Mendengarkan Tuhan itu sederhana, tetapi tidak mudah. Jika itu mudah, bukankah akan lebih banyak orang melakukannya? Karena Tuhan tidak berbicara pada zaman kita ini melalui semak yang terbakar atau tiang api, bagaimana sekarang Tuhan berbicara kepada manusia? Setiap hari Tuhan menyatakan diri melalui empat cara:
  • Melalui perbuatan-perbuatan-Nya
  • Melalui firman-Nya
  • Melalui "bisikan" Roh Kudus
  • Melalui kesaksian orang beriman
          Berikut ini adalah tinjauan tentang dus belas disiplin yang akan kita pelajari. Disiplin-disiplin ini dikembagkan dari empat cara Tuhan berkomunikasi dengan umat manusia.
          Pertama, Tuhan berkomunikasi melalui perbuatan-perbuatan-Nya. Tuhan berbicara kepada kita melalui karya-Nya dalam penciptaan. "Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitahukan pekerjaan tangan-Nya" (Maz 19:1). Untuk sekarang,kita cukup mencatat bahwa para teolog menyebut ini penyataan umum. Komunikasi ini tersedia bagi semua manusia diseluruh dunia.
          Kedua, Tuhan berkomunikasi melalui firman-Nya. Tuhan juga berbicara kepada kita melalui Kitab Suci-Nya. Mazmur 19:8 mengatakan, "Taurat Tuhan itu sempurna, menyegarkan jiwa." Teolog menyebut ini penyataan khusus.
          Ketiga, Tuhan berkomunikasi melalui "bisikan" Roh Kudus. Bayangkan sebuah kubus kosong dihadapan anda, semua sisinya berukuran 12 inci. dalam kubus itu ada berita hari ini, acara radio, percakapan-percakapan telepon, dan banyak lagi. Tetapi untuk mendengar semua itu, Anda harus berada pada frekwensi yang tepat. Mirip dengan itu, suara Roh Kudus juga ada dalam kubus itu, tetapi kita tidak akan bisa mendengarnya jika kita tidak berada pada frekwensi yang benar.
          Keempat, Tuhan berkomunikasi Melalui kesaksian orang beriman. Akhirnya, Tuhan berbicara kepada kita (dan yang tersesat) melalui kesaksian orang beriman. Kesembilan disiplin pertama terutama untuk kita.
          Ketika saya sedang dalam perjalanan jauh, saya sering mendengarkan stasiun radio kesukaan saya selama mungkin. Tetapi ketika keluar dari jangkauan, suaranya mulai menghilang dan yang saya dapatkan suara statis yang bising. Atau saya mendengar suara lain dari stasiun radio saingan yang masuk ke frekwensi yang sama, kemudian saya kehilangan sinyal sama sekali. Tetapi hanya keran saya berada diluar jangkauan stasiun pemancar, bukan berarti stasiun pemancar radio itu berhenti siaran.
          Begitupula Tuhan, selalu siaran melalui karya-Nya, firman-Nya, bisikan-Nya dan kesaksian. Kita benar-benar harus menempatkan diri dalam jangkauan. Semoga penulisan ini dapat membantu anda makin dekat Tuhan sehingga mendengar suara-Nya secara jelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar